Harga Co.id dan Net.id Dipatok Paling Mahal

Selasa , 26/06/2007 15:42 WIB
Harga Co.id dan Net.id Dipatok Paling Mahal
Ni Ketut Susrini - detikInet

Jakarta, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) mengumumkan daftar harga domain .id. Dari daftar tersebut, domain .co.id dan .net.id dipatok paling mahal dibanding domain-domain .id lainnya.

Biaya pendaftaran dan perpanjangan per tahun untuk domain .co.id dan .net.id dipatok sebesar Rp 100 ribu. Biaya termurah adalah .web.id yang dipatok sebesar Rp 25 ribu untuk pendaftaran dan perpanjangan per tahunnya.

Biaya pendaftaran untuk domain .ac.id ditetapkan sebesar Rp 50 ribu, demikian halnya biaya perpanjangan per tahunnya. Harga yang sama ditetapkan untuk domain .sch.id, .go.id, .mil.id, serta .or.id.

Pandi mempublikasikan persyaratan serta biaya pendaftaran dan perpanjangan domain .id di situsnya., dan berlaku efektif mulai 1 Juli 2007.

Teddy Sukardi, Ketua Umum Pandi mengonfirmasikan bahwa harga tersebut adalah harga resmi yang dirilis Pandi untuk domain .id.

Saat jumpa pers beberapa waktu lalu, Teddy menjelaskan bahwa skema harga domain .id merepresentasikan adanya subsidi silang antara domain untuk institusi komersial dan non komersial. Pandi berharap, dengan strategi yang jitu, jumlah domain .id terdaftar bisa menembus angka 50 ribu hingga akhir 2007.

Komentar:
apakah masih ada yang mempertahankan jargon 'country' dgn mengharuskan menggunakan .id, dimana saat ini seolah hampir tiada batas untuk pemilihan nama website.

ini memang tidak mudah, tapi tidak semua perusahaan ngotot untuk menggunakan nama .id karena sempat kebingungan beberapa saat yang lalu, dan hampir juga tidak ada rasa nasionalisme yang tinggi di antara perusahaan Indonesia, utk menggunakan .id. Paling-paling dari sekolah dimana akan lebih kelihatan dgn menggunakan .ac.id. Lainnya? mungkin menyusul.

Ini yang menggelitik nasionalisme kita juga, pada saat globalisasi yang begitu marak, apakah kita masih sanggup utk menunjukkan identitas Indonesia, atau malah mulai menghilangkan dan membuat kabur ttg nasionalisme kita.

Berapa banyak website yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya? Ini juga menjadi pertimbangan sendiri. Tapi yang jelas, apabila pengakses website kita terutama adalah dari Indonesia, tentulah dapat menggunakan .id + bahasa Indonesia. Jangan menggunakan .id, tapi semuanya bahasa Inggris, dan tidak dapat dimengerti pula.