Smart City dari 'Kacamata Kuda' Aplikasi
Jakarta - Sepanjang tahun 2015, kita melihat smart city kian populer di kota-kota besar maupun kecil di Indonesia. Smart city yang mengintegrasikan layanan digital, telah menjadi jawaban bagi pemerintah dalam hal menyediakan layanan yang lebih baik ke masyarakat. Perkembangan smart city di Indonesia membuat pemerintah lebih bergantung pada aplikasi dibandingkan sebelumnya.
Aplikasi memungkinkan komunikasi antara sensor, sistem dan data center di dalam sistem milik pemerintah. Hal ini menjadikannya sebagai elemen penting dari smart city, bahkan bisa dikatakan sebagai penggeraknya. Gangguan yang terjadi dalam pengiriman aplikasi, entah itu pembobolan data sampai kasus yang lebih besar, tak pelak akan membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat.
Bayangkan jika sensor tsunami (yang berjalan di atas aplikasi) gagal memicu sistem peringatan dini dengan segera. Aplikasi tidak bisa mengirimkan sinyal peringatan ke operator karena aplikasi tidak tersedia terkait banyaknya aliran data di dalam sistem.
Mengirimkan aplikasi dengan cepat, aman, dan selalu tersedia sangatlah penting untuk membuat smart city stabil dan bisa diandalkan oleh pengguna. Tugas ini semakin menantang mengingat sekarang ini aplikasi telah diterapkan di berbagai platform (On premise, cloud, dan hybrid) dan juga dikirimkan ke berbagai perangkat.
Evolusi pengiriman aplikasi.
Sebelumnya, mengirimkan aplikasi merupakan tugas yang mudah. Aplikasi diterapkan dalam data center on premise dan dikirimkan ke komputer lain. Namun, meningkatnya kebutuhan dan ekspektasi pengguna yang terus tumbuh terhadap aplikasi membuat perusahaan kini menerapkan aplikasi di berbagai platform. Lebih lanjut, aplikasi kini dikirimkan ke berbagai jenis perangkat untuk mendapatkan lebih banyak pengguna.
App-centric strategy/strategi yang berpusat pada aplikasi memungkinkan perusahaan untuk mengontrol aplikasi di on premise dan cloud – menyediakan ketersediaan, kinerja, dan layanan keamanan yang sama dalam ekosistem hybrid.
Kebijakan mengenai aplikasi akan diperluas, dari data center menuju cloud. Dengan pendekatan app-centric, perusahaan dapat melindungi aplikasi dan di saat yang bersamaan menjaga kelincahan dan efisiensi dimanapun aplikasi itu diterapkan. Dalam strategi app-centric, application service adalah kuncinya.
Apa itu application service? Konsep aplikasi dan application service bisa diibaratkan dengan jam tangan. Jam tangan bekerja untuk menampilkan waktu dengan akurat. Jam tangan di sini ibarat aplikasi. Untuk bisa menunjukkan waktu secara tepat, jam membutuhkan berbagai komponen agar mesin bisa berjalan dengan tepat dan tempo yang konsisten.
Application service adalah komponen dari jam yang terdiri dari serangkaian teknologi atau layanan yang meningkatkan ketersediaan, keamanan dan performa dari sebuah aplikasi.
Application service sendiri banyak jenisnya. Menurut studi terbaru tahun 2015 dari F5, lima besar prioritas application service bagi organisasi bisnis maupun pemerintahan adalah: keamanan, ketersediaan, identitas/akses, mobilitas, dan kinerja.
Dalam sistem smart city, aplikasi tidak diperlakukan dengan cara yang sama. Beberapa aplikasi membutuhkan lebih banyak application service dibanding aplikasi lainnya. Keputusan mengenai application service mana yang akan diterapkan sangat bergantung pada tingkat kepentingan dan fungsionalitas dari aplikasi.
Sebagai contoh, aplikasi mobile yang dipakai untuk menunjukkan informasi lalu lintas tentu membutuhkan ketersediaan, kinerja, dan layanan mobilitas, karena pengguna membutuhkan aplikasi untuk memiliki kecepatan dan selalu bisa diakses lewat perangkat apapun. Sedangkan aplikasi lain yang lebih penting, seperti aplikasi untuk transaksi digital, membutuhkan application service yang lebih banyak.
Selain mengutamakan kecepatan dan ketersediaan yang tinggi, pengguna aplikasi tersebut membutuhkan keamanan dan kemampuan untuk melakukan verifikasi atas identitas pengguna dan pengaksesnya. Oleh karena itu, application service untuk meningkatkan keamanan dan identitas/akses sangat dibutuhkan aplikasi ini.
Penggunaan platform cloud dan hybrid tidak bisa dihindari dalam smart city. Seiring dengan permintaan pengguna yang terus bertumbuh, pemerintah maupun penyedia layanan harus bisa mengimbangi ritme ini. Pemanfaatan cloud & hybrid dalam ekosistem smart city telah menjadi jawaban bagi mereka.
Untuk bisa mengirimkan aplikasi dengan cepat, aman dan ketersediaan tinggi dalam ekosistem smart city, application service adalah kuncinya. Hal ini akan meningkatkan kemauan pengguna untuk lebih bergantung pada aplikasi dan pada akhirnya pengguna akan mampu menjaga keberlanjutan ekosistem smart city sebuah kota.
*) Penulis, Andre Iswanto adalah Manager Field System Engineer di F5 Networks Indonesia.
Aplikasi memungkinkan komunikasi antara sensor, sistem dan data center di dalam sistem milik pemerintah. Hal ini menjadikannya sebagai elemen penting dari smart city, bahkan bisa dikatakan sebagai penggeraknya. Gangguan yang terjadi dalam pengiriman aplikasi, entah itu pembobolan data sampai kasus yang lebih besar, tak pelak akan membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat.
Bayangkan jika sensor tsunami (yang berjalan di atas aplikasi) gagal memicu sistem peringatan dini dengan segera. Aplikasi tidak bisa mengirimkan sinyal peringatan ke operator karena aplikasi tidak tersedia terkait banyaknya aliran data di dalam sistem.
Mengirimkan aplikasi dengan cepat, aman, dan selalu tersedia sangatlah penting untuk membuat smart city stabil dan bisa diandalkan oleh pengguna. Tugas ini semakin menantang mengingat sekarang ini aplikasi telah diterapkan di berbagai platform (On premise, cloud, dan hybrid) dan juga dikirimkan ke berbagai perangkat.
Evolusi pengiriman aplikasi.
Sebelumnya, mengirimkan aplikasi merupakan tugas yang mudah. Aplikasi diterapkan dalam data center on premise dan dikirimkan ke komputer lain. Namun, meningkatnya kebutuhan dan ekspektasi pengguna yang terus tumbuh terhadap aplikasi membuat perusahaan kini menerapkan aplikasi di berbagai platform. Lebih lanjut, aplikasi kini dikirimkan ke berbagai jenis perangkat untuk mendapatkan lebih banyak pengguna.
App-centric strategy/strategi yang berpusat pada aplikasi memungkinkan perusahaan untuk mengontrol aplikasi di on premise dan cloud – menyediakan ketersediaan, kinerja, dan layanan keamanan yang sama dalam ekosistem hybrid.
Kebijakan mengenai aplikasi akan diperluas, dari data center menuju cloud. Dengan pendekatan app-centric, perusahaan dapat melindungi aplikasi dan di saat yang bersamaan menjaga kelincahan dan efisiensi dimanapun aplikasi itu diterapkan. Dalam strategi app-centric, application service adalah kuncinya.
Apa itu application service? Konsep aplikasi dan application service bisa diibaratkan dengan jam tangan. Jam tangan bekerja untuk menampilkan waktu dengan akurat. Jam tangan di sini ibarat aplikasi. Untuk bisa menunjukkan waktu secara tepat, jam membutuhkan berbagai komponen agar mesin bisa berjalan dengan tepat dan tempo yang konsisten.
Application service adalah komponen dari jam yang terdiri dari serangkaian teknologi atau layanan yang meningkatkan ketersediaan, keamanan dan performa dari sebuah aplikasi.
Application service sendiri banyak jenisnya. Menurut studi terbaru tahun 2015 dari F5, lima besar prioritas application service bagi organisasi bisnis maupun pemerintahan adalah: keamanan, ketersediaan, identitas/akses, mobilitas, dan kinerja.
Dalam sistem smart city, aplikasi tidak diperlakukan dengan cara yang sama. Beberapa aplikasi membutuhkan lebih banyak application service dibanding aplikasi lainnya. Keputusan mengenai application service mana yang akan diterapkan sangat bergantung pada tingkat kepentingan dan fungsionalitas dari aplikasi.
Sebagai contoh, aplikasi mobile yang dipakai untuk menunjukkan informasi lalu lintas tentu membutuhkan ketersediaan, kinerja, dan layanan mobilitas, karena pengguna membutuhkan aplikasi untuk memiliki kecepatan dan selalu bisa diakses lewat perangkat apapun. Sedangkan aplikasi lain yang lebih penting, seperti aplikasi untuk transaksi digital, membutuhkan application service yang lebih banyak.
Selain mengutamakan kecepatan dan ketersediaan yang tinggi, pengguna aplikasi tersebut membutuhkan keamanan dan kemampuan untuk melakukan verifikasi atas identitas pengguna dan pengaksesnya. Oleh karena itu, application service untuk meningkatkan keamanan dan identitas/akses sangat dibutuhkan aplikasi ini.
Penggunaan platform cloud dan hybrid tidak bisa dihindari dalam smart city. Seiring dengan permintaan pengguna yang terus bertumbuh, pemerintah maupun penyedia layanan harus bisa mengimbangi ritme ini. Pemanfaatan cloud & hybrid dalam ekosistem smart city telah menjadi jawaban bagi mereka.
Untuk bisa mengirimkan aplikasi dengan cepat, aman dan ketersediaan tinggi dalam ekosistem smart city, application service adalah kuncinya. Hal ini akan meningkatkan kemauan pengguna untuk lebih bergantung pada aplikasi dan pada akhirnya pengguna akan mampu menjaga keberlanjutan ekosistem smart city sebuah kota.
*) Penulis, Andre Iswanto adalah Manager Field System Engineer di F5 Networks Indonesia.