SDM dan Industry 4.0

Sejalan dengan program APTIKNAS 2019, yaitu Industry 4.0, kami sedang melakukan berbagai roadshow seminar ke beberapa kota dan industri yang kami rasa akan terkena dampak dari Industry 4.0.

Dalam beberapa kali kegiatan Seminar Smart 4.0, kami memfokuskan terkait dengan industri manufaktur (Smart Factory), industri hotel (Smart Hotel), industri gedung dan mal (Smart Building), serta industri rumah sakit (Smart Hospital). Masih ada beberapa industri yang akan kami masuki, seperti kampus (Smart Campus), dan dari semua event yang telah dilalui, kami mendapatkan masukan dan pertanyaan terkait dengan 'apakah industri 4.0 akan mengambil pekerjaan mereka?'

Disinilah hal yang menarik. Industri 4.0 seolah menakutkan untuk mereka, karena mereka yang selama ini menjadi bagian dari industrinya masing-masing, harus mempersiapkan diri, berbenah diri, dan tentu saja meningkatkan kemampuan mereka untuk bisa berkompetisi dengan apa yang selama ini mereka takutkan, robot dan otomatisasi.

Padahal sesungguhnya, Industri 4.0 akan mengantar pemahaman kita selama ini, dengan industri kita masing-masing, untuk lebih menjadi 'cyber-connected'. Dulu yang selama ini semua proses masih dilakukan manual, harus diubah menjadi sesuatu yang bisa diukur secara digital. Maka akan masuk kepada digitasi (merubah menjadi digit-al), serta diolah secara digital (digitalisasi). Namun harus diingat, semua ini bukan berarti langsung menjadi robotik dan automation-system. Banyak bagian di industri kita yang akan tetap melibatkan keputusan 'human' agar semua tetap bisa berjalan. Terutama di Indonesia yang sangat majemuk terkait dengan keputusan-keputusan bisnis dan industri. Meskipun semuanya telah menjadi digital, dan terdigitalisasi, tetap ada peran manusia yang mengontrol dan memberikan keputusan.

Oleh karena itu, sangatlah tidak mungkin semua akan digantikan oleh system, tetapi yang sangat penting adalah , meningkatkan kemampuan kita agar bisa mendukung semua yang akan menjadi 'cyber-connected'.

Disinilah peran kami, asosiasi yang sangat berkaitan erat dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), agar bisa membantu, banyak industri, banyak perusahaan, dan juga orang-orang di dalamnya agar bisa mempersiapkan diri menghadapi era 'cyber-connected' ini.

Kami akan tetap terus berupaya, melibatkan banyak pihak, terutama anggota APTIKNAS, serta jaringannya, untuk bisa mendukung terjadinya edukasi, pemahaman yang tepat, serta pembelajaran yang bisa terjadi melalui berbagai aktifitas yang dilakukan.

Selain rangkaian Seminar Smart 4.0 yang tahun ini ditangani oleh Yorindo Communication, kami juga mendukung berbagai event pameran skala Nasional yang dilakukan di Jakarta dan kota besar lainnya. Tema sentral terkait dengan Industry 4.0, Marketplace serta Digital Talents akan mewarnai kegiatan kami sepanjang tahun ini.

Kami juga membangun komunitas Smart City Activist (Smartivist). Gerakan Smartivist ini adalah upaya untuk bisa membantu dan mengembangkan potensi penggerak smart city di seluruh Indonesia. Smart City bukan semata mengenai produk, tetapi smart city adalah keterlibatan warga untuk mendukung dan mengembangkan kotanya menjadi semakin pintar. Untuk menuju kota pintar, maka perlu dilakukan edukasi, sosialisasi serta menjaring warga kota pintar, yang memiliki kemampuan untuk berkontribusi bagi kotanya.

Tahun lalu kami telah memulai dengan StartSmeUp - layanan pendampingan UMKM menggunakan teknologi, dan program ini akan digabungkan dengan Smartivist untuk menemukan bakat-bakat anak muda di masing-masing kota yang peduli perkembangan kotanya.

Smartivist akan menemukan polanya sendiri untuk mendukung kotanya. Kami di APTIKNAS akan mendukung, agar edukasi, sosialisasi serta penemuan para bibit muda ini bisa mengarahkan kepada StartUp Smart City, yang tentu saja perlu mendapatkan dukungan dari masing-masing pemerintah daerah yang ada.

Jaringan APTIKNAS yang tersebar di 27 wilayah kota, tentu akan menjadi jaringan yang tepat untuk membina Smartivist, didukung dengan kerjasama dari pemda/pemkot yang ada. Kita harus memastikan pengembangan smart city, juga harus didukung pengembangan kemampuan smart citizen, dan inilah para smartivist yang kita harus bantu bertumbuh kembang di tiap kota.

Dari hal ini, kami sangat mengharapkan akan membantu dan menemukan para Digital Talents yang tersebar di seluruh kota, terutama di kota-kota dimana APTIKNAS berada. Maka kegiatan terkait dengan Industri 4.0, Marketplace serta Digital Talents akan selalu mewarnai kegiatan APTIKNAS di tahun 2019 ini.

Sukses bersama , Indonesia bersama APTIKNAS.