Dalam perjalanan transformasi Kemenkeu, ada poin terakhir yang diangkat, terkait dengan dana dan anggaran. Dalam pelaksanaan transformasi digital hal ini juga tidak bisa dianggap remeh.
Saya merasakan sendiri, dalam perusahaan kecil pun, penggunaan anggaran menjadi sangat penting. Karena ternyata, banyak yang kita gunakan tidak untuk seharusnya. Mari kita telaah caranya.
Pertama, efisiensi yang sudah ada. Bila sekarang anda telah memiliki sistem komputer yang rumit, dengan penggunaan daya listrik tinggi di ruang server atau data center, maka segera pelajari virtual machine. Coba cek server-server anda berapa utilisasi CPU nya, berapa sisa harddisknya. Bila ternyata di bawah 10% penggunaan CPU, dan harddisk masih lega, maka konversikan ke mesin virtual (virtual machine).
Bila ternyata aplikasi dan sistem yang ada sekarang masih belum bisa diakses menggunakan web, maka segera konversi atau ganti yang bisa diakses dengan web. Bila aplikasi anda sangat tidak bisa digantikan, maka bisa gunakan remote application seperti TSPLUS.
Coba cek sekarang di sisi user. Apakah sebagian besar masih menggunakan komputer desktop dengan daya tinggi ? Segera ganti dengan laptop. Bila mau tetap pakai model seperti desktop, bisa beralih ke teknologi zero client seperti VCLOUDPOINT, hanya 5 watt untuk perangkatnya. Bila tetap gunakan zero client, maka total daya menjadi : perangkat 5 watt, layar lcd 20 watt, maka 1 user hanya perlu 20 watt saja, hampir mirip dengan laptop yang rata-rata 25 watt.
Kedua, refokus anggaran. Seringkali dalam awal tahun, kita berencana melakukan banyak hal, dan ternyata setelah pandemi datang, kita berubah. Kita berpikir keras, bagaimana bisa tetap jalan, tapi dalam kondisi di tengah pandemi. Maka banyak terjadi refokus anggaran. Dana digunakan untuk mendukung kegiatan yang bisa dilakukan di kondisi pandemi.
Salah satu bentuk refokus anggaran di awal pandemi, adalah pembelian laptop, dan IT infrastruktur pendukung agar bisa memastikan sistem, aplikasi dapat tetap berjalan dan diakses dari rumah. Tapi terjadi keanehan. Koneksi Internet kantor yang besar, tidak diakses dari dalam kantor, tapi kebanyakan dari luar kantor masuk ke kantor. Maka banyak perusahaan dan instansi beralih ke teknologi cloud.
Mereka memindahkan server-server fisik mereka, dimigrasi ke cloud. Bila anda belum siap, maka minimal gunakan backup di cloud. Sehingga file anda dapat diakses dari mana saja. Ini dikenal juga sebagai Cloud Storage, atau Object Storage. Dengan cara ini, perusahaan dan instansi menghemat luar biasa. Tidak harus menggunakan server fisik, bisa gunakan cloud, tapi pastikan server cloud anda ada di Indonesia ya. Salah satu provider object storage diantaranya ZETTAGRID, dan LINODE yang bisa membantu anda memfokuskan anggaran anda.
5 Kendala Digital Transformation (koleksi pribadi)
Bila kita membongkar report dari AIBP terkait 5 kendala digiral transformasi di Indonesia, maka muncullah hal terkait
- 32% terkait Cyber Security dan Privacy Concern
- 36% terkait Legacy IT Infrastructure and system, ini yang kita bahas di point satu dan dua.
- 37% terkait Lack of Talent and Expertise to execute the vision, inilah gunanya saya membahas menjadi Digital Transformation Captain. Angka yang sama 37% terkait Organization Complexity and Silos
- 38% terkait Business Process not optimize.
Ketiga, gunakan dana untuk persiapan orang siap transformasi digital. Lebih baik melatih mereka untuk mengerti pemahaman transformasi digital. Bila tidak bisa dilatih, maka terpaksa dimutasi. Bila tidak bisa dimutasi, maka terpaksa di-pensiunkan segera. Mengapa? Transformasi anda tidak bisa menunggu mereka. Maka segera gunakan layanan eduCLASS yang kami jelaskan sebelumnya.
Siapkan dana anda untuk hal yang tepat, itu yang sangat penting. Cek apakah tiga hal ini sudah anda lakukan terkait transformasi digital. Ikuti terus EVENTCERDAS dan APTIKNAS dan kegiatannya.
sumber: https://www.kompasiana.com/startmeup/631336de08a8b53df52b6c53/cara-baru-bekerja-new-way-of-working-all-about-budget