Kerja sama itu bertujuan membekali mahasiswa dan profesional dengan keahlian yang dibutuhkan dunia kerja.
Suryo Suwignjo, Presiden Direktur IBM Indonesia, mengatakan pendidikan menjadi salah satu fokus utama perusahaannya.
"Kerja sama kami dengan perguruan tinggi akan membantu mahasiswa dan staf pengajar mendapat informasi kebutuhan pasar," ujarnya Jumat pekan lalu.
Menurut Suryo, informasi tersebut akan membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan di bidang teknologi informasi (TI) yang dibutuhkan lapangan kerja dan berbagai profesi yang semakin luas saat ini.
CEIS merupakan program pendidikan software komprehensif yang didesain kalangan profesional TI untuk mahasiswa ataupun profesional agar mereka dapat meningkatkan pengetahuan di industri yang dinilai dinamis.
Kurikulum CEIS menggabungkan konten software terbaru, pengetahuan teknis serta pengalaman terbaik di industri melalui kegiatan laboratorium atau praktek langsung yang dikemas dalam program pendidikan yang unik.
Secara khusus, program CEIS akan menyediakan berbagai software IBM seperti Lotus, Database Administrator (DB2), Rational, WebSphere, dan Tivoli.
CEIS juga menyediakan sumber daya untuk mendapatkan sertifikasi profesional internasional IBM termasuk di antaranya Lotus Certified Engineer atau Certified Database Administrator.
Suryo mengatakan kemitraan dengan UPH akan membangun keahlian yang terintegrasi untuk beradaptasi dengan dunia teknologi yang berkembang pesat.
Rektor UPH Jonathan L. Parapak menuturkan program itu akan melengkapi kurikulum teknologi mutakhir di UPH khususnya di Fakultas Ilmu Komputer.
"Dengan akses ke teknologi IBM, mahasiswa kami dapat mengembangkan talenta yang bermanfaat bagi perekonomian dalam negeri maupun internasional saat mereka memasuki dunia kerja," kata Parapak.
Program tersebut dapat diikuti dari awal hingga akhir mulai tahun ajaran 2009/2010 sebagai bagian yang terintegrasi dalam kurikulum dan pelaksanaannya dipandu oleh instruktur yang bersertifikasi internasional maupun pakar-pakar IBM.
UPH menjadi mitra CIES pertama di Indonesia setelah program serupa diluncurkan di kawasan Asean tahun lalu.
Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia