Sambutan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Indonesia Creative Open Source Software, Jakarta, 24 April 2013
PIDATO KUNCI
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
PADA ACARA
INDONESIA CREATIVE OPEN SOURCE SOFTWARE (ICROSS)
"PERAN OPEN SOURCE SOFTWARE DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DI INDONESIA"
Jakarta, 24 April 2013
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
PADA ACARA
INDONESIA CREATIVE OPEN SOURCE SOFTWARE (ICROSS)
"PERAN OPEN SOURCE SOFTWARE DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DI INDONESIA"
Jakarta, 24 April 2013
Yang kami hormati Menteri Pertahanan Republik Indoesia, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro;
Yang kami hormati Walikota Pekalongan, Bapak dr. H.M. Basyir Achmad;
Yang kami hormati Ketua Umum Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), Ibu Betti Alisjahbana;
Yang kami hormati Ketua Panitia ICROSS, Bapak Ifik Arifin;
Yang kami hormati para pejabat atau yang mewakili dari Kementerian atau Lembaga terkait;
dan Hadirin peserta Indonesia Creative Open Source Software yang berbanagia.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat berjumpa pada acara Indonesia Creative Open Source Software (ICROSS), dalam rangka meningkatkan pemanfaatan Open Source Software (OSS) di Indonesia.
Saya merasa berbahagia sekali diberi kesempatan untuk menyampaikan keynote speech dihadapan para komunitas open source di Indonesia. Tema yang akan saya sampaikan pada kesempatan ini adalah “Peran Open Sorce Software dalam Mendukung Pembangunan di Indonesia”.
Acara Indonesia Creative Open Source Software ini menurut saya merupakan acara yang sangat penting tidak saja bagi pemerintah tetapi juga bagi para komunitas yang berperan aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan OSS di Indonesia. Dengan terselenggaranya ICROSS ini diharapkan dapat memberikan stimulus yang positif bagi perkembangan OSS dan tentunya juga bagi pembangunan di Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Seperti kita ketahui bersama bahwa OSS di Indonesia sudah dikembangkan lebih dari satu dekade. Dengan telah dilewatinya kurun waktu yang cukup panjang ini maka OSS hendaknya dapat memberikan kontribusi yang lebih nyata di berbagai bidang pembangunan. Perangkat lunak bersama atau Open Source telah terbukti banyak memberikan kontribusi di bidang teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi atau TIK. Kita bebas mengakses internet untuk berkomunikasi, berbagi, dan mendapatkan ilmu, antara lain karena internet didukung oleh produk-produk teknologi berbasis Open Source. Lisensi Open Source memungkinkan ilmu pengetahuan, informasi, dan software mudah didapatkan siapa saja, tanpa hambatan hukum dan teknologi.
TIK merupakan salah satu teknologi strategis di pemerintahan, pendidikan, dan bisnis. Untuk itu penguasaan TIK sangatlah penting bagi kita. Hampir semua bidang kegiatan manusia membutuhkan TIK. Oleh karena itu, Open Source menjadi penting bagi Indonesia sebagai negara berkembang, karena kita dapat menggunakan produk-produk TIK dengan biaya murah. Lebih dari itu, dengan telah dikenalnya Indonesia sebagai negara yang tingkat pembajakan softwarenya cukup tinggi, maka dengan Open Source ini kitapun mendapat kesempatan menguasai TIK tanpa harus melanggar hak atas kekayaan intelektual.
Hadirin yang saya hormati,
Sesuai saran badan dunia di bidang pembangunan, UNDP, dengan menggunakan konsep Open Source kita tidak hanya menjadi pengguna, tapi juga mampu menjadi produsen, terutama untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri. Dengan Open Source, kita akan semakin mandiri di bidang TIK, karena banyak sumber daya manusia Indonesia yang kreatif dan inovatif telah mampu menguasai produk-produk teknologi berbasis Open Source, dan mengubahnya menjadi produk dalam negeri.
Oleh karena itu, pada Juli 2004 kami, Kementerian Riset dan Teknologi, bersama empat kementerian yang lain mendeklarasikan gerakan "Indonesia, Go Open Source!" atau IGOS. Kemudian pada Juni 2008, IGOS kembali dideklarasikan oleh delapan belas kementerian dan lembaga non kementerian. Tahun 2008 itu pula AOSI didirikan, kemudian berkembang menjadi besar seperti sekarang ini.
Pada akhir 2009, Kementerian Ristek dan Kementerian Kominfo bersama AOSI sukses menyelenggarakan Global Conference on Open Source atau GCOS yang dihadiri tidak hanya oleh masyarakat TIK Indonesia, namun juga perwakilan dari beberapa negara sahabat yang telah berpengalaman memanfaatkan Open Source. Pada tahun itu pula kami juga menyelenggarakan workshop tentang teknologi berbasis Open Source untuk negara-negara ASEAN.
Hadirin yang saya hormati,
Pada tahun 2010, 2011, dan 2012 kami Kementerian Ristek bersama Kementerian Kominfo, AOSI, dan beberapa institusi lainnya menyelenggarakan "Indonesia Open Source Award” atau IOSA, untuk memberikan pengharagaan kepada institusi pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, dan tokoh masyarakat yang sukses atau berperan aktif dalam pemanfaatan dan pengembangan teknologi dengan cara Open Source ini. IOSA terbukti dapat mendorong beberapa pemerintah daerah menjadi lebih maju dalam memanfaatkan TIK.
Pemerintah pusat dan daerah yang pernah menerima penghargaan tertinggi IOSA antara lain adalah Kementerian Pertahanan dan Pemerintah Kota Pekalongan. Kami kembali mengucapkan selamat kepada Saudara Menteri Pertahanan dan Saudara Walikota Pekalongan telah berhasil menjadi suri tauladan bagi institusi pemerintah yang lain agar semakin banyak pemerintah pusat dan daerah dapat mengikuti jejak dan sukses yang telah saudara raih.
Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan ini saya ingin menggarisbawahi pentingnya peran OSS dalam pembangunan daerah. Berkat pemanfaatan OSS ini Pemerintah Kota Pekalongan telah berhasil menerapkan konsep-konsep e-goverment dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pelayanan publik. Dari pencapaian ini diharapkan ada daerah-daerah lain yang dapat mengikuti jejak Pemerintah Kota Pekalongan ini dalam rangka meningkatkan pelayanan publiknya. Namun demikian, kami menyadari bahwa hal ini bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menerapkan e-goverment dengan baik diperlukan pemahaman konsep serta kesiapan aparatur pemerintahan daerah untuk berubah dari sesuatu yang "biasa" ke sesuatu yang "tidak biasa". Selain juga diperlukan daya dukung baik sarana maupun prasarana TIK yang memadai untuk penyelenggaraan e- government di daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi sedang berupaya untuk menyusun model pemanfaatan OSS di Pemerintah Kota Pekalongan ini dalam suatu konsep yang mudah difahami. Dengan model ini diharapkan daerah-daaerah lain yang ingin menerapkan OSS untuk penyelenggaraan e-goverment dapat terbantu sehingga lebih mudah melakukannya. Selain itu, Kementerian Ristek beserta Pemerintah Kota Pekalongan pada tahun ini juga berencana untuk menyelenggarakan Workshop Nasional Pemanfaatan OSS di Pemerintah Daerah. Semoga dengan penyelenggaraan Workshop Nasional ini dapat memberikan "pengalaman yang berarti” bagi aparatur pemda serta memberikan motivasi dalam menerapkan OSS di daerah.
Hadirin yang saya hormati,
Pemanfaatan OSS dalam pembangunan cukup luas termasuk dalam pembangunan wilayah. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengembangan wilayah adalah distribusi sumber daya alam yang tidak merata. Kondisi ini menyebabkan ketimpangan (disparity) dalam pembangunan antar wilayah, antar perdesaan dan perkotaan, antar pulau jawa dan luar jawa, antara kawasan dalam (hinterland) dengan kawasan perbatasan, serta antara kawasan barat dan kawasan timur indonesia.
Untuk itu, pemerintah telah mengambil kebijakan nasional melalui UU No.4 Tahun 2011, melaksanakan pembangunan wilayah berbasis Informasi Geospasial (IG).
Pada tangal 16 April 2013 baru lalu, saya berkesempatan turut menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Daerah Informasi Daerah 2013 (Rakorda IG) dengan tema “Peningkatan Peran Daerah dalam penyelenggaraan Informasi Geospasial", Melalui Rakorda ini baik pemerintah pusat maupun daerah saat ini diharapkan dapat memahami betapa pentingnya data dan informasi geospasial dalam proses pembangunan di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan dan optimalisasi sumberdaya yang dimiliki oleh suatu daerah, maka Kementerian Riset dan Teknologi berupaya untuk mengembangkan Model Open Platform yang dapat digunakan sebagai tools dalam pembangunan wilayah. Model ini menggunakan OSS untuk memanfaatkan Sistim Informasi Geospasial, suatu bentuk layanan pemetaan terkini termasuk didalamnya penggunaan aplikasi bergerak (mobile application).
Pengembangan dan pemanfaatan Informasi Geospasial tidak terlepas dari adanya kemampuan sumber daya manusia nasional, baik di pemerintah pusat maupun daerah. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun ini berencana untuk menyelenggarakan Pelatihan dan Pengembangan Data Informasi Iptek Daerah Melalui Pemanfaatan Open GIS, yang akan dilaksanakan di 6 Koridor Ekonomi, yaitu di Malang, Pakanbaru, Banjarbaru, Ambon, Mataram dan Makasar.
Hadirin yang saya hormati,
Kepada para peserta ICROSS, kami mengharapkan saudara-saudara dapat memanfaatkan kegiatan dua hari ini dengan sebaik-baiknya, untuk kemudian menyebarluaskan dan menerapkan di tempat kerjanya masing-masing. Kegiatan ICROSS ini diharapkan dapat diselenggarakan secara berkelanjutan, sehingga semakin banyak pihak-pihak yang termotivasi untuk menggunakan produk-produk berbasis Open Source baik di pemerintah pusat, daerah, lembaga pendidikan, dan perusahaan negara maupun swasta. Dengan cara memperbanyak dan meningkatkan kualitas kegiatan terkait open source, kami yakin Indonesia akan semakin maju dan mandiri di bidang TIK, tanpa harus banyak membuang devisa.
Berikut ini adalah beberapa hal yang kami usulkan dibahas dalam acara ICROSS ini ataupun dalam kegiatan-kegiatan lain tentang pemanfaatan dan pengembangan teknologi berbasis open source di Indonesia.
Pertama, mari kita secara bersama-sama membagi ilmu dan pengalaman dalam penggunaan produk-produk teknologi berbasis open source kepada lingkungan terdekat kita, misal di sekolah-sekolah atau kampus-kampus, dan di kantor-kantor kita masing-masing, kemudian kita diperluas ke lingkungan di sekitar kita.
Kedua, komunitas open source di Indonesia, seperti AOSI bersama institusi pemerintah, pendidikan, dan bisnis membuat standar produk teknologi berbasis open source untuk memudahkan pengguna dalam memilih berbagai alternatif produk yang ada.
Ketiga, AOSI sebagai organisasi profesi di bidang TIK berbasis open source diharapkan dapat menyusun standar kompetensi SDM pengguna, penyedia dukungan teknis, dan pengembang produk-produk teknologi berbasis open source. Hal ini penting agar SDM kita memiliki bukti yang sah bahwa kemampuan mereka sejajar dengan SDM asing. Standar kompetensi juga berguna untuk memudahkan menyusun program peningkatan keahlian, memudahkan proses perekrutan SDM, dan menjadi acuan sistem layanan atau penyediaan produk yang memiliki standar global.
Keempat, ancaman terhadap keamanan negara atau insitusi kita di masa kini dan ke depan tidak hanya berbentuk fisik seperti di masa lalu, tapi juga banyak ancaman yang memanfatkan TIK untuk menyerang dan menjadikan fasilitas TIK sebagai target serangan. Untuk itu kami berharap AOSI dan komuntas TIK lainnya terus meningkatkan kesadaran dan kemampuannya di bidang keamanan informasi. Masyarakat perlu diajak dalam dalam mempersiapakan Kedaulatan Cyber.
Hadirin yang saya hormati,
Acara ICROSS seperti ini kami harapkan dapat mendorong semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan, maupun masyarakat luas untuk mempercepat proses peralihan pengguna dan penguasaan TIK berbasis open source untuk membangun Indonesia yang kita cintai ini.
Terakhir, kami Kementerian Ristek siap bekerja sama dengan AOSI dan institusi lain yang memiliki misi sejalan untuk mendorong dan memfasilitasi pemanfaatan karya-karya open source sebagai karya Anak Bangsa yang patut dibanggakan.
Selamat mengikti ICROSS 2013, semoga sukses dan membawa manfaat untuk kita semua.
Terima kasih.
Wassalamu' aiaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Gusti Muhammad Hatta