AFFRAID OF COMMITMENT

AFFRAID OF COMMITMENT

( Ketakutan untuk berkomitmen )

Namanya Tia, Head of Marketing di sebuah perusahaan Korea di Jakarta.
Malam itu dia ngajak dinner karena ingin menceritakan konflik yang dihadapinya dan ingin minta masukan saya. Malam itu kami makan di restauran Jepang di daerah Sudirman.

"Saya mengelola sebuah team dengan sekitar 30 an karyawan.Yang langsung repport ke saya ada 6 orang. 
Jadi secara terathr saya rapat dengan ke 6 orang anak buah saya itu."

Tia memulai ceritanya dan meneguk Jus Tomat di depannya.

"Masalahnya adalah saya merasa tim saya ini gak mampu menjalankan apa yang kita putuskan di meeting itu. Setiap kali kita meeting , kita selalu membahas sebuah permasalahan dan kemudian kita cari jalan keluarnya, dan kemudian kita putuskan. Tapi kemudian sulit sekali untuk mendapatkan komitmen dari semua orang untuk menjalankan keputusan itu dan benar benar menjadikannya prioritas dalam aktivitas sehari hari. Akibatnya di meeting berikutnya kita tidak mendapatkan progress yang nyata dan seolah olah kita jalan di tempat. Apa yang harus saya lakukan? Tia menutup curhatnya sambil menatap saya tajam tajam dengan bola matanya indah ....

Saya memperhatikan bahwa masalah ini seringkali terjadi di beberapa perusahaan. 

Waktu meeting semuanya diam saja (bahkan ada yang main smartphone), dan kemudian sama sekali tidak mendengarkan, cuma mengangguk angguk, dan pada saat keputusan diambil sama sekali tidak berani membantah (atau menyumbang ide), tapi akibatnya juga mereka tidak komitment dan akhirnya tidak ikut mengerjakan bagiannya sehingga keseluruhan project terganggu.
Ini kan tidak professional!

Meskipun demikian, ternyata hal ini sering terjadi. Tetapi percayalah bahwa karakter seperti ini akan menjadi penghalang karier anda di masa depan.
Kalau mau maju dalam karier anda harus mempunyai strong track record. Dan track record itu hanya akan terjadi apabila anda berhasil mengimplementasikan strategic initiative perusahaan.

Mengapa ini terjadi? Karena  banyak di antara kita (orang Indonesia) yang takut sekali menghadapi konflik.
Karena tidak mampu berkonflik atau berdebat dengan sehat dan diplomatis, akibatnya mereka mengindafi konflik.
Jadi seolah olah semuanya iya dan setuju saja dan ternyata akhirnya tidak dikerjakan.

Padahal konflik itu sangat bagus (selama ditangani dengan baik).
Ibaratnya bisul, kalau gak dipecah ya selamanya akan jadi bisul, menyakitkan terus menerus.
Kalau dipecah mungkin memang sakit pada saat itu, tapi setelah itu kita lega dan nggak sakit lagi.
Itulah conflict.

Jangan sampai kita menghindari konflik. Justru harus dihadapi, diselesaikan dan dibicarakan dengan cara yang tepat.

Bagaimana dong?
Ikuti beberapa tips di bawah ini ....

1. Create the CONFLICT

Jadi pertama kali, sengaja  ciptakanlah konflik.
Tanpa konflik semua orang akan santai santai saja dan mengerjakana minimum. Berikan target yang sulit dicapai , jadi mereka harus bekerja keras untuk mencapainya. Dalam proses pencapaian objective yang sulit itulah akan terjadi gesekan gesekan antar team, konflik dan permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Inilah yang seharusnya terkadi.
Tanpa konflik mereka tidak akan mencapai target yang sulit. Tanpa konflik mereka akan bekerja santai dan seadanya saja.

2. DEBATE openly
Setelah terjadi konflik , doronglah, ajaklah mereka untuk berdebat.
Debat yang positive, santun, diplomatis dengan tujuan untuk memecahkan masalah.
Ajaklah kedua belah pihak untuk melihat permasalahan dari kedua sisi. 
Ajaklah mereka untuk menempatkan diri pada posisi pihak lain.
Kemudian ajaklah mereka untuk mencari solusi yang
- mampu memecahkan masalah
- bisa dikerjakan kedua belah pihak
- membuat kedua belah pihak mencapai targetnya

3. DECIDE together
Jangan lupa menekankan bahwa keputusan harus diambil bersama sama.
Jadi ajaklah kedua belah pihak untuk  berdiskusi dan  berdebat secara aktif.
Jangan sampai yang satu pihak aktif berbicara dan yang satunya lagi tidak perduli atau tidak memperhatikan.
Kedua belah pihak harus aktif berdebat dan berdikusi agar bisa mengambil keputusan bersama sama.

4. Make a COMMITMENT

Setelah mengambil keputusan bersama, kita harus yakinkan bahwa kedua belah pihak juga sama sama berkomitmen untuk mengimplementasikan bersama sama.

5. EXECUTE with discpline
Anda sudah berdebat, anda sudah memutuskan dan anda sudah berkomitmen.
Satu satunya hal yang harus anda lakukan adalah mengimplementasikan dengan disiplin agar tujuan yang sama  bisa dicapai.

Jadi ingat ya, this is the way to make any initiative works and being impelemented in your organization ...

1. Create the CONFLICT
2. DEBATE openly
3. DECIDE together
4. Make a COMMITMENT
5. EXECUTE with discpline

Just remember that if you want to solve a conflict ... remember DDC 
- Debat
- Decide
- Commit

Lets try ...

Salam Hangat 

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com