Laporan Ekonomi Triwulanan Indonesia, Oktober 2016: Tekanan Mereda

Intisari Laporan:
  • Perbaikan manajemen fiskal telah membuat ekonomi Indonesia tetap bertahan kuat.
  • Risiko-risiko eksternal bagi ekonomi Indonesia tetap ada, termasuk pertumbuhan global yang lebih rendah serta gejolak pasar keuangan.
  • Risiko-risiko fiskal domestik telah berkurang berkat penyesuaian anggaran 2017 yang belum lama diumumkan juga draf anggaran 2017 yang lebih mungkin dicapai.
  • Penerimaan yang lebih tinggi dari program Amnesti Pajak juga membantu mengurangi risiko fiskal. Pengumpulan pajak dari fase pertama telah mencapai Rp 93,4 triliun, setara dengan 56,6% dari sasaran keseluruhan tiga fase.
  • Proyeksi pertumbuhan PDB tetap sama dengan laporan bulan Juni, yaitu 5,1% untuk tahun 2016 dan 5,3% untuk tahun 2017. Konsumsi domestic diperkirakan tetap kuat dan peningkatan pertumbuhan akan bergantung pada investasi swasta yang lebih kuat.
  • Bertahannya pertumbuhan ekonomi dan beberapa kebijakan pemerintah berkontribusi pada turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Tingkat kemiskinan turun sebebsar 0,4 persen menjadi 10,9% pada kuartal pertama tahun 2016. Ini adalah penurunan tahunan terbesar dalam tiga tahun terakir. Kebijakan pemerintah yang berkontribusi termasuk upaya menstabilkan haga beras serta perluasan bantuan sosial.
  • Koefisien Gini – pengukuran ketimpangan – turun 1,1 poin menjadi 39,7 pada kuartal pertama tahun 2016. Penurunan ini adalah penurunan tahunan terbesar sejak krisis finansial Asia tahun 1997-1998.
  • Pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan sektor ini bisa membantu membuka keran investasi swasta, menciptakan lapangan kerja, menambah ekspor, memandu investasi infrastruktur. Menurut World Travel and Tourism Council, tiap $1 juta yang dibelanjakan untuk sektor travel dan pariwisata bisa mendukung 200 lapangan kerja dan $1,7 juta PDB bagi Indonesia.
  • Laporan edisi kali ini juga membahas: ketahanan pangan, termasuk dampak subsidi pemerintah; bagaimana meningkatnya sertifikasi guru belum membuat capaian belajar siswa menjadi lebih baik; analisa bagaimana akses layanan air, sanitasi, dan kebersihan bisa membantu mengurangi stunting dan kemiskinan..