I AM NOT AFFRAID OF THE COMPETITION!
(Saya tidak takut pada kompetisi!)
Namanya Michael, CEO sebuah start up company di bidang food and beverage di Los Angeles. Perusahaanya menerima pesanan makanan dan minuman lewat internet, kemudian mereka mempunyai ratusan koki akan memasaknya, kemudian juga mempunyai ratusan pekerja yang akan mengirimkan pesanan tersebut.
Malam itu kami dinner di sebuah rumah makan Italy di daerah Beverly Hills, di dekat hotel di mana saya tinggal.
Michael dengan berapi-api menceritakan bisnisnya, bagaimana dia memulai, hambatan hambatan apa yang dialaminya dan bagaimana dia dia dengan bersemangat menyelesaikan semua masalahnya. Michael mempunyai passion yang begitu besar, dia menganggap bahwa perusahaannya ini seperti anak kandungnya sendiri yang dia jaga dan dia rawat dengan penuh kasih sayang.
Kemudian, sampailah pada pertanyaan yang dari tadi saya ingin tanyakan.
"Michael, Amazon sebentar akan launch Amazon fresh. Sebuah divisi Amazon yang akan melakukan hal yang sama persis dengan yang dilakukan Amazon. Padahal Amazon jauh lebih besar dan punya modal yang jauh lebih besar. Apakah kamu tidak takut pada kompetisi dengan mereka?"
Michael minum sebentar, tersenyum dan kemudian berkata,"No. I am not affraid!"
(Tidak saya tidak takut).
Begitu banyak orang yang menanyakan ini kepada saya, bahkan karyawan karyawan saya sendiri juga menanyakan ini ke saya. Dan saya memang tidak takut!
Mengapa? Well. I have 5 reasons why I am not affraid. Let me tell you those 5 reasons:
1. I know my strength
2. I know my uniqueness
3. I know my differentiators
4. I know why my customers choose me
5. I known we will execute all of the above with discipline
(tentu saja setiap kali Michael bilang "I" yang dia maksudkan adalah "perusahaan" yang dia pimpin).
Wah keren juga ya? Mengangisipasi Amazon yang akan launching dengan modal besar dan uang yang gak aada seringa, tetap saja dia bilang gak takut! Saya kagum sekali. Dan kemudian dia pun menerangkan kenapa dia tidak takut .....
1. I know my strength
(Saya mengetahui keunggulan saya)
Michael sampai di titik di bisnis ini di mana mereka punya pelanggan setia, punya ratusan karyawan, dengan omzet yanh meningkat terus, tentu itu semua terjadi karena Michael dan timmya punya keunggulan tersendiri.
Mereka tahu makanan apa yang disukai oramg, mereka tahu bagaimana mendapatkan bahan mentah yang fresh dan harga yang murah, mereka tahu bagaimana memasaknya dengan enak, bersih dan cepat. Mereka tahu bagaimana mengantatkannya dengan cepat, aman dan hangat!
Kalau memang mereka menyadari mereka mempunyai keunggulan itu, mengapa mereka harus takut dengan kompetisi?
2. I know my uniqueness
(Saya tahu keunikan saya)
Perusahaan Michael mempunyai keunikan tersendiri, yaitu:
- Pilihan makanan yang banyak sesuai selera pelanggan setia mereka
- Kemudahan memesan melaui intenet dan mobile phone dengan user interface yang mudah dan nyaman digunakan
- Banyaknya pilihan untuk membayar pesana (credit card, bank transfer, paypal, credit voucher dan cash on delivery.
ditambah dengan semua keunggulan yang dituliskan di poin No. 1 tadi tentunya ini membuat mereka semakin unik.
3. I know my differentiators
(Saya tahu apa yang membedakan saya dengan yang lain)
Ada begitu banyak restoran di Los Angeles, ada begitu banyak perusahaan yang serupa di California, hampir semua restoran juga mengirimkan delivery. Tetapi tetapi tetap saja banyak customer yang memilih perusahaan Michael.
Berarti ada banyak sekali faktor faktor yang sangat memberakan product dan service mereka dbandingkan dengan yang lain.
Catat apa saja hal ini agar bisa dilakukan secara konsisten oleh semua karyawan di semua department di seluruh perusahaan.
4. I know why my customers choose me
(Saya tahu mengapa customer saya memilih saya)
Michael sangat mengerti mengapa customer nya dia memilih dia. Karena hal-hal yang ditulis di poin No. 1 sampai No. 3 di atas.
Ingat jangan pernah menggunakan faktor harga sebagai faktor pembeda.
Michael menyebut faktor harga sebagai "road to suicide" (jalan menuju bunuh diri).
Karena serendah rendahnya harga yang anda taruh, tetap saja akan ada competitor yang memasang harga lebih redah lagi. Terus apakah anda akan menurunkan harga setiap kali ada competitor baru yang datang?
Lama lama, apakah anda akan memberikan product anda kepada customer anda secara gratis atau cuma-cuma?
Faktor pembeda harus meliputi kualitas, segarnya product, kemudahan memesan, kemudahan membayar, kecepatan dan keramahan pengantaran, kebersihan, dan juga akurasi pesanan. Tetapi jangan pernah memasukkan faktor harga sebagai satu-satunya faktor pembeda.
5. I known we will execute all of the above with discipline
(Saya tahu bahwa kami semua akan mengimplementasikan semua hal di atas dengan disipline yang tinggi)
Saya tahu bahwa kami semua di perusahaan ini akan mengimplementasikan
- keunggulan kami
- keunikan kami
- faktor faktor pembeda kami
dengan disipline.
Dan justru faktor terakhir inilah yang menjadi kunci utamanya.
Seringkali faktor kehancuran sebuah perusahaan itu bukannya CEO nya, bukannya productnya, bukannya kompetisi yang semakin ketat.
Tetapi seringkali yang menghancurkan perusahaan itu adalah karena tidak semua karyawan mengimplementasikan itu dengan konsisten.
Akibatnya banyak pelanggan yang tidak happy. Mereka berhenti membeli dan kemudian mereka menceritakan pengalamannya kepada ratusan temannya. Akibatnya reputasi perusahaan itu pun hancur!
Seorang CEO yang baik harus mampu meyakinkan bahwa semua karyawannya di setiap level, di setiap departmemt akan
- mengerti strateginya
- mempercayai strategi perusahaan
- memgimplementasi dengan disipline
Ingat ya, kelima hal yang bisa kita lakukan agar kita tidak takut pada kompetisi (ikutilah pola
pikir dengan langkah langkah yang sama agar anda, tim anda dan perusahaan anda lebih percaya diri dan tidak takut pada kompetisi):
1. I know my strength
2. I know my uniqueness
3. I know my differentiators
4. I know why my customers choose me
5. I know we will execute all of the above with discipline
Dan ternyata kelima hal di atas bukan hanya berlaku untuk bisnis makanan, dan ternyata juga bisa untuk bisnis di bidang yang lain dan bahkan kita bisa mengadaptasi konsep ini untuk memgembangkan keunikan pribadi kita dalam mengembangkan karier kita.
Selamat mencoba!
Los Angeles, 6 Maret 2017
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto